Mendefinisikan perpustakaan digital

Apa yang disebut perpustakaan digital, seperti apa yang tertuang dalam Dictionary of Archives Terminology (DAT)-kamus yang dikembangkan Society of American Archivists (SAA) dari A Glossary of Archival and Records Terminology karya Richard Pearce-Mose, menyebutkan

Digital library, n. 

  1. a collection of information resources in electronic format
  2. A service that uses information technology to provide services similar to traditional libraries, including selection and acquisition, cataloging, reference, and preservation, to provide access to information in electronic format (https://dictionary.archivists.org/entry/digital-library.html).

Digital library (perpustakaan digital) adalah sebuah koleksi sumber informasi dalam format elektronik. Perpustakaan digital adalah layanan yang menggunakan teknologi informasi untuk menyediaan layanan serupa perpustakaan tradisional, termasuk pemilihan dan akuisisi (pengadaan), katologisasi, rujukan (referensi), dan pelestarian (preservasi), untuk menyediakan akses informasi dalam format elektronik.

Definisi serupa apa yang International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) sebutkan:

A digital library is an online collection of digital objects, of assured quality, that are created or collected and managed according to internationally accepted principles for collection development and made accessible in a coherent and sustainable manner, supported by services necessary to allow users to retrieve and exploit the resources". (https://www.ifla.org/publications/iflaunesco-manifesto-for-digital-libraries)

Perpustakaan digital adalah koleksi online dari objek digital, dengan kualitas pasti, yang diciptakan atau dihimpun dan dikelola sesuai dengan prinsip internasional untuk pengembangan koleksi dan dapat diakses secara koheren dan berkelanjutan, didukung oleh layanan yang diperlukan untuk memungkinkan pengguna menemu balik dan memanfaatkan sumber daya. 

Ada kesamaan apa yang SAA dan IFLA sebutkan, perhatikan koleksi (daring) format elektronik atau objek digital, pelestarian (jangka panjang), dan terutama penyediaan akses. Temu kembali, dan pemanfaatan bagi pengguna juga merupakan hal terpenting. 

Bagi Calhoun, perpustakaan digital adalah gabungan dari arsitektur digital library systems dan konsep open access. Ia mengusulkan sistem dan layanan, manajemen koleksi digital, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sebuah arsitektur sistem yang berpusat pada repositori, fitur pencarian, dan antarmuka pengguna (Xie & Matusiak, 2016). Calhoun berfokus pada infrastruktur teknis yang dibangun dengan sistem repositori, yang mencerminkan perkembangan perpustakaan digital terkini. 

Penjelasan di bawah akan menuntun pemahaman kita terkait karakteristik perpustakaan digital, koleksi, tujuan dan fungsi, serta keuntungannya. 

Mendefinisikan perpustakaan digital

Karakteristik Perpustakaan Digital

  1. Large collection size (besarnya ukuran koleksi): kebanyakan berisi lebih dari satu juta item.
  2. Diverse formats (beragam format): item koleksi berisi teks, gambar, audio dan video (lihat sub bab koleksi)
  3. General and specific collection development policy (Kebijakan pengembangan koleksi khusus dan umum): tidak hanya berisi koleksi bidang umum, pedoman mutu dan tanggung jawab seleksi tetapi juga bergantung pada kebijakan anggota terkait koleksi.
  4. Copyright concern (fokus hak cipta): beberapa dari mereka mungkin tidak memiliki izin hak cipta.
  5. Level of access (tingkatan akses): antarmuka tunggal untuk semua item koleksi; tergantung pada hak cipta, beberapa item memiliki akses teks lengkap, sementara yang lain mungkin memiliki akses terbatas hanya pada kutipan atau abstrak. 
  6. Interoperability (Interoperabilitas): pemetaan metadata digunakan untuk memastikan pertukaran metadata antara koleksi, atau skema metadata tunggal diterapkan di semua koleksi (Xie & Matusiak, 2016)

Sun dan Yuan menambahkan bahwa perpustakaan digital melayani komunitas yang ditentukan, kumpulan beberapa entitas, dan menggabungkan akses dan pembelajaran (Sun & Yuan, 2012). 

Koleksi Perpustakaan Digital

Perpustakaan digital berisi konten digitised (digitalisasi/alih media) dan born digital (lahir digital) (IFLA, 2014). Born digital artinya materi (objek) yang terlahir dalam keadan digital, dibuat sebagai materi digital dan akan digunakan dan dipertahankan sebagai materi digital. Digitized content merupakan materi digital yang merupakan hasil konversi dari materi analog atau dokumen (Pendit, 2008).

Koleksi perpustakaan digital berdasarkan jenisnya meliputi surat kabar, buku referensi, jurnal, buku nonfiksi,  novel, indeks, abstrak, perangkat lunak dan dokumen elektronik. Berdasarkan formatnya meliputi data numerik dan geospasial, gambar, teks, video, dan audio. Berdasarkan media penyimpanan dan pengiriman meliputi CD-ROM, magnetic tape, atau server diakses melalui jaringan (Johnson, 2004)

Koleksi perpustakaan digital terdiri dari berbagai format, sebagai berikut: 

Text

  1. Representing Textual Documents: ASCII, Unicode dan plaintext
  2. Web Documents: HTML dan XML
  3. Presenting Web Documents : CSS dan XSL
  4. Page Description Languages : PostScript dan Portable Document Format (PDF)
  5. Word-Processor Documents: Rich Text Format (RTF), native word format, office open XML(OOXML), Open Document Format (ODF), dan Scientific document (LaTeX) 
  6. Other Documents : file spreadsheets dan presentations, E-mail

Audio

  1. Pulse code modulation (PCM) 
  2. Early format:WAV, AIFF, AU 
  3. MPEG audio (MP3) 
  4. Post-MP3 formats : AAC, Ogg Vorbis, dan FLAC

Images

  1. Lossless compression :GIF, PNG 
  2. Lossless compression: JPEG 
  3. Archiving images: JPEG 2000, dan TIFF
  4. Vector graphics images: Scalable Vector Graphics (SVG)

Video

  1. Multimedia compression: MPEG-1, MPEG-2, MPEG-4), 
  2. Proprietary formats : AVI, ASF dari Microsoft, QuickTime dari Apple, FLV dari adobe, RealMedia dari RealNetwork) dan Ogg Theora

Richmedia

  1. Synchronized Multimedia Integration Language (SMIL) dari W3C)
  2. Adobe Flash dari adobe 
  3. Musical Instrument Digital Interface (MIDI) untuk musik (Witten et.al, 2010) 

Misi, tujuan dan fungsi perpustakaan digital 

Misi

Misi perpustakaan digital adalah memberikan akses langsung ke sumber informasi, baik digital maupun non-digital, secara terstruktur sehingga menghubungkan teknologi informasi, pendidikan dan budaya dalam layanan perpustakaan modern (IFLA, 2014). 

Tujuan

Untuk memenuhi misi ini, tujuan perpustakaan digital harus dicapai sebagai berikut :

  1. Mendukung digitalisasi, akses dan pelestarian warisan ilmiah dan budaya.
  2. Menyediakan akses untuk semua pengguna ke sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan, menghargai hak kekayaan intelektual.
  3. Menciptakan sistem perpustakaan digital interoperabel untuk mempromosikan akses dan standar terbuka.
  4. Mendukung peran penting perpustakaan dan layanan informasi dalam mempromosikan standar umum dan praktik terbaik.
  5. Menciptakan kesadaran akan kebutuhan mendesak untuk memastikan akses tetap materi digital.
  6. Menghubungkan perpustakaan digital ke jaringan penelitian dan pengembangan berkecepatan tinggi.
  7. Mengambil keuntungan dari meningkatnya konvergensi media komunikasi dan peran institusional untuk menciptakan dan menyebarkan konten digital (IFLA, 2014)

Fungsi 

Fungsi perpustakaan digital (pengembangan negara berkembang) yaitu : 

  1. Disseminating humanitarian information, perpustakaan digital mendesiminasikan informasi untuk digunakan masyarakat secara bersama-sama dan cuma-cuma
  2. Disaster relief, perpustakaan digital menggabungkan informasi dan pengetahuan seperti sifat bencana, area geografis, dan sumber logistik obat-obatan untuk kebutuhan dan kepentingan masyarakat. 
  3. Preserving indigenous culture, perpustakaan digital melestarikan dan mengintegrasikan informasi tentang budaya lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta sebagai upaya menyelamatkan budaya lokal.
  4. Locally produced information, perpustakaan digital memberikan wadah bagi masyarakat untuk membuat konten lokal sesuai adat, tradisi dan budaya yang dimiliki.
  5. The technological infrastructure, perpustakaan digital memberikan alternatif penggunaan media desimanasi dengan menggunakan alat perekam (CD atau DVD) untuk daerah berkembang untuk menyediakan informasi berbentuk digital (Witten, et.al, 2010).

Keuntungan perpustakaan digital

  1. No physical boundary: Pengguna tidak perlu pergi ke perpustakaan secara fisik; pemakai dari seluruh dunia dapat memperoleh akses ke informasi yang sama, selama koneksi internet tersedia.
  2. Round the clock availability: Pengguna dapat mengakses informasi kapan saja (24 jam/7 minggu) dan dimana saja.
  3. Multiple accesses: Sumber daya yang sama bisa digunakan bersamaan oleh sejumlah institusi dan patron.
  4. Information retrieval: Pemakai dapat menggunakan istilah penelusuran apa pun (kata, frasa, judul, nama, dan subjek) untuk menelusuri keseluruhan koleksi. Perpustakaan digital menyediakan antarmuka yang sangat ramah, memberikan akses yang dapat diklik ke sumber dayanya dengan benar.
  5. Preservation and conservation: Digitalisasi bukanlah solusi pelestarian jangka panjang untuk koleksi fisik namun berhasil menyediakan salinan akses untuk bahan yang mudah rusak dari penggunaan berulang-ulang.
  6. Space: Perpustakaan tradisional dibatasi oleh ruang penyimpanan, perpustakaan digital memiliki potensi untuk menyimpan lebih banyak informasi; karena informasi digital memerlukan sedikit ruang fisik untuk menampungnya dan media penyimpanan digital lebih terjangkau daripada sebelumnya.
  7. Added value: Karakteristik objek tertentu terutama kualitas gambar dapat ditingkatkan. Digitalisasi dapat meningkatkan keterbacaan dan menghilangkan kekurangan yang terlihat seperti noda dan perubahan warna.
  8. Easily accessible: Perpustakaan digital menawarkan kemudahan akses bagi pemakai (Mishra, 2016).

Kita dapat melihat bahwa definisi perpustakaan digital bukanlah konsep tunggal. Mereka disebut perpustakaan digital, tidak hanya karena memiliki koleksi digital atau elektronik. Mereka kebanyakan berisi lebih dari satu juta item. Mereka tidak hanya punya koleksi, harus menyediakan akses terbuka, melaksanakan pelestarian, dan beragam atribut sesuai penjelasan di atas.

Referensi

Johnson, P. (2004). Fundamentals of Collection Development and Management. USA: American Library Association (ALA).
Mishra, R. K. (2016). Definitions, issues and challenges of digital libraries. Innovare Journal of Education, 4(3), 1–3.
Pendit, P.L. (2008). Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Citra Karyakarsa Mandiri
Sun, J., & Yuan, B. Z. (2012). Development and characteristic of digital library as a library branch. IERI Procedia, 2, 12-17.
Witten, I. H., Bainbridge, David dan Nicholas, David M.. (2010). How to Build a Digital Library. USA: Elsevier.Inc.
Xie, I., dan Matusiak, K. 2016. Discover digital libraries: theory and practice. USA: Elsevier. Inc

Gani Nur Pramudyo
Gani Nur Pramudyo Halo saya Gani! Saya blogger yang menginspirasi melalui tulisan, peneliti metadata, dan long-life learner. Keperluan narasumber, silakan hubungi saya.

Posting Komentar untuk "Mendefinisikan perpustakaan digital"