Manajemen Layanan Perpustakaan untuk Generasi Internet (Layanan Prima)

Berikut kami bagikan makalah berjudul Manajemen Layanan Perpustakaan untuk Generasi Internet (Layanan Prima):

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Layanan atau jasa merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah Perpustakaan. Perpustakaan dengan koleksi dan fasilitas yang memadai menjadi tidak bermakna, jika Perpustakaan tidak menyediakan layanan kepada pemustaka. Layanan minimal yang harus ada dalam sebuah Perpustakaan adalah layanan peminjaman dan pegembalian. layanan lain yang dapat ditawarkan Perpustakaan adalah layanan rujukan , layanan silang layan, layanan.

Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, peningkatan manajemen layanan perpustakaan sangat penting dilaksanakan. Layanan prima sebagai Manajemen layanan perpustakaan untuk generasi internet. layanan prima yang mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu bentuk peningkatan layanan perpustakaan yang pada mulanya masih sederhana, kini diupayakan untuk dapat mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Tujuannya adalah memudahkan pustakawan maupun pemustaka dalam melakukan kegiatannya di Perpustakaan. Hal ini mendorong perlunya manajemen layanan untuk generasi sekarang ini (internet) untuk dapat mengembangkan Perpustakaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian manajemen layanan Perpustakaan ?

2. Jelaskan jenis-jenis layanan Perpustakaan dan sistem pelayanan ?

3. Bagaimana manajemen layanan Perpustakaan untuk generasi internet ?

4. Apa dampak manajemen layanann Perpustakaan bagi pustakawan, pemustaka dan masyarakat?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian manajemen layanan Perpustakaan.

2. Memahami macam – macam layanan Perpustakaan.

3. Memahami manajamen layanan Perpustakaan untuk generasi internet .

4. Memahami dampak manajemen layanan Perpustakaan generasi internet.

Manajemen Layanan Perpustakaan untuk Generasi Internet (Layanan Prima)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Layanan Perpustakaan untuk Generasi Internet

2.1.1. Pengertian manajemen

Menurut Mary Parker F mendefinisikan pengertian manajemen sebagai suatu seni, tiap - tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan orang lain. Menurut George Terry memberikan pendapat, Pengertian Manajemen merupakan ilmu sekaligus seni, manajemen adalah wadah didalam ilmu pengetahuan, sehingga manajemen bisa dibuktikan secara umum kebenarannya. Manajemen merupakan suatu kegiatan merencanakan , mengatur, dan mengawasi sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu, agar kegiatan tersebut dapat selesai secara efektif dan efisien.

2.1.2. Pengertian layanan Perpustakaan

Menurut Darmono (2007 : 165), layanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pemakai perpustakaan tentang hal-hal berikut :

a. Segala bentuk informasi yang dibutuhkan pemakai perpustakaan, baik untuk dimanfaatkan di tempat ataupun untuk dibawa pulang untuk digunakan di luar ruang perpustakaan,

b. Manfaat berbagai sarana penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan yang merujuk pada keberadaan sebuah informasi.

Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 71) dinyatakan bahwa: ”layanan Perpustakaan adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa layanan perpustakaan merupakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pemustaka dalam memanfaatkan dan memenuhi bahan pustaka yang dimiliki.

2.1.3. Pengertian manajemen layanan Perpustakaan untuk generasi internet

Manajemen layanan Perpustakaan merupakan suatu bentuk aktivitas layanan yang menerapkan fungsi – fungsi manajemen seperti fungsi planning, organizing, staffing, directing,coordinating, repoting, dan budgeting dalam Perpustakaannya.

Manajemen layanan Perpustakaan ini bertujuan untuk memudahkan pustakawan dalam melakukan kegiatannya di Perpustakaan seperti dalam kegiatan layanan teknis dan layanan pengguna:layanan sirkulasi, layanan penelusuran informasi, dan layanan referensi.

2.2 Jenis - jenis layanan Perpustakaan dan Sistem Pelayanan Perpustakaan

2.2.1 Jenis – jenis layanan Perpustakaan

Layanan dalam Perpustakaan dibagi menjadi dua yaitu layanan teknis dan layanan pengguna. Layanan teknis merupakan layanan yang mengerjakan teknis perpustakaan, tidak berhubungan langsung dengan pemustaka seperti pengadaan koleksi, katalogisasi, klasifikasi dan penentuan tajuk subjek, dan perawatan koleksi. Layanan pengguna merupakan layanan yang mengerjakan lalu lintas peminjaman dan pengembalian, biasanya berhubungan langsung dengan pemustaka, seperti :

a. Layanan Sirkulasi

Menurut Martoatmojo “layanan sirkulasi adalah Pendaftaran peminjaman, Prosedur peminjaman, Pemungutan denda, Baca di tempat, Pinjam antar Perpustakaan, dan Pembuatan statistic”.

Pelayanan sirkulasi merupakan layanan utama dalam sebuah Perpustakaan. Bagian sirkulasi dianggap sebagai ujung tombak jasa Perpustakaan, karena bagian sirkulasi merupakan yang pertama kali berhubungan dengan pemakai dan sering dimanfaatkan oleh pengguna. Untuk itu kerja staf sirkulasi sangat berpengaruh terhadap citra suatu Perpustakaan.

Mengingat pentingnya layanan sirkulasi maka dalam pemberian pelayanan harus memuaskan. Hal ini bisa ditunjang oleh staf yang handal serta system pelayanan yang bagus. Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu jasa Perpustakaan yang pertama kali berhubungan langsung dengan pengguna Perpustakaan. Aktifitas bagian sirkulasi menyangkut masalah citra Perpustakaan. Baik tidaknya sebuah Perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimana pelayanan sirkulasi diberikan kepada pemakai.

b. Layanan Referensi

Layanan referensi merupakan kegiatan pelayan perpustakaan untuk membantu pemustaka menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyan dengan menggunakan koleksi referensi serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi. Tujuan layanan referensi yaitu layanan yang bersifat langsug artinya dalam memberikan layanan itu betul – betul memberikan berhubungan langsung dengan pemustaka, memberikan informasi kepada pemustaka baik informasi yang sifatnya ilmiah untuk kepentingan studi dan penelitian maupun informasi yang sifatnya tidak ilmiah. Dalam memberikan informasi tadi, pelayanan petugas referensi dapat dengan leluasa menggunakan sumber – sumber baik yang ada di perpustakaan sendiri maupun yang ada di luar perpustakaan. membantu pemustaka dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber – sumber perpustakaan yang ada dengan sebaik – baiknya.

c. Layanan Pendidikan Pemakai

Tidak semua pemakai (pemustaka) dapat atau mampu menggunakan perpustakaan dengan baik dan benar. Banyak pemakai tidak mengetahui fungsi katalog, cara penyusunan buku di rak, penggunaan bahan – bahan referensi dan lain lain. Oleh karena itu layanan pendidikan pemakai perlu dilakukan oleh perpustakaan, hal ini bertujuan agar pemakai dapat dengan mudah menggunakan perpustakaan dengan baik dan benar . dengan demikian pemakai dapat mencari kebutuhan informasinya dengan cepat, tepat dan efisien,

d. Layanan Penelusuran informasi

Layanan penelusuran informasi adalah layanan yang diberikan perpustakaan berupa bantuan yang diberikan kepada pemustaka dalam penelusuran informasi. Layanan ini biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan khusus dan perguruan tinggi. Pada kedua perpustakaan ini seringkali pemustakanya karena kesibukannya yang luar biasa, tidak semat mencari sendiri informasi yang dibutuhkan. Pada kasus demikian ini maka pustakawan harus dapat membantu mereka mencarikan informasi dan literature yang dibutuhkan dan diminta oleh pengguna.

Dalam menyelenggarakan layanan ini perpustakaan menempatkan satu meja untuk konsultasi pemustaka yang membutuhkan pertolongan.

e. Layanan Penyebarluasan Informasi terbaru

Layanan penyebarluasan informasi terbaru merupakan layaa perpustakaan berupa penyebarluasan informasi kepada pemustakan.

Tujuan penyelenggaraan layanan penyebarluasan informasi ini, adalah untuk memberitahukan kepada pemustaka apa saja informasi yang baru diterima perpustakaan. Contohnya Jika seorang pungunjung Perpustakaan hanya sekedar menginkan informasi tentang masalah pertanian secara umum dan luas maka secara langsung pihak Perpustakaan bisa menjawab sambil menunjukkan tempat informasi atau sumber informasi tersebut berada. Namun jika pemustaka bertanya tentang sesuatu rumusan atau formula obat pencegah kanker pada stadium dini yang menyerang Rahim kaum ibu maka pustakawan ata petugas Perpustakaan tidak bisa langsung menjawabnya. Ia perlu menerjemahkan pertanyaan tersebut ke dalam keragka analisis referensi di dunia Perpustakaan.jika informasi yang ditanyakan pemustaka tidak atau belum tersedia di Perpustakaan maka pihak perpustaka bisa mencarinya ke Perpustakaan lain yang masih dalam ikatan kerjasaa dalam saling berbagi informasi.

f. Layaan penerjamahan

Layanan penerjamahan merupakan layanan berupa bantuan yang diberikan pustakawan dalam hal menerjemahkan dokumen atau artikel dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.

g. Layanan Fotokopi

Layanan fotokopi merupakan layanan reproduksi dokumen yang diberikan kepada pemustaka yang memerlukannya. Hampir semua perpustakaan memerlukan jenis layanan ini. Apalagi perpustakaan yang tidak meminjamkan koleksinya ke luar perpustakaan, maka perpustakaan tersebut wajib menyediakan layanan fotokopi ini.

h. Layanan Kelompok Pembaca Khusus

Layanan yang diberikan perpustakaan sesuai dengan usia, anak – anak, remaja, lansia. Layanan khusus bertujuan agar pemustaka terampil mengunakan perpustakaan , juga agar pemustaka mendapatkan tambahan pengetahuan sehingga rasa percaya diri mereka dapat tumbuh dan berkembang.

i. Layanan Perpustakaan keliling

Layanan perpustakaan keliling merupaka layanan eksistensi atau perluasan layanan dari perpustakaan umum. Perpustakaan kelilinh ini dilakukan baik melalui kendaraan darat, laut, dan sungai, bahkan melalui udara. Layanan perpustkaan keliling dilakukan dengan menggunakan sepeda motor, bus, truk dan sudah dilengkapi kompuer yang bisa akses internet. Mobil perpustakaan keliling ini sekarang ini dikenal dengan nama mobil library.

2.2.2 Sistem Pelayanan Perpustakaan

a. Sistem Pelayanan Terbuka (Open Access)

Sistem pelayanan terbuka merupakan layanan yang meberikan kebebasan kepada pemustakanya utuk dapat memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya di rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksinya tersebut akan dipinjam serta dikembalikan. Pelayanan perpustakaan dengan sistem pelayanan terbuka ini banyak diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi dan beberapa perpustakaan umum. Dalam sistem pelayanan terbuka ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, yaitu

Kelebihan

  • Pengguna bebas memilih buku sendiri di rak
  • Kebebasan memilih ini menimbulkan rangsangan untuk membaca.
  • Kalau buku yang dikehendaki tidak ada, dapat memilih buku yang lain

Kekurangan

  • Susunan buu dalam rak menjadi sulit teratur.
  • Kemungkinan banyak buku yang hilang.

b. Sistem Pelayanan Tertutup (Closed Acces)

Kebalikan dari sistem pelayanan terbuka adalah sistem pelayanan tertutup dimana pemustaka tidak boleh masuk ke ruangan koleksi, tetapi yag koleksi yag dibutuhkan harus diambilkan oleh petugas. Penelusuran atau pencarian koleksi harus melalui katalog. Sistem pelayanan tertutup ini memeliki kelebihan dan kekurangan, yaitu

Kelebihan

  • Susunan dan leatk buku terpelihara.
  • Tidak perlu ada petugas khusu untuk mengawasi pemustaka.

Kekurangan

  • Kebebasan melihat buku tidak ada, harus dicari melalui katalog.
  • Melihat dari katalog kadang – kadang mengesalkan karena dalam katalog ada, tetapi bukunya sering tidak ada, dan harus memilih lagi sampai berulang. Petugas harus mengambilkan dan mengembalikan buku.
  • Katalog harus lengkap.

2.3 Manajemen layanan Perpustakaan untuk generasi internet

Dalam memanajemen layanan Perpustakaan yang mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi, maka hal yang harus dipertimbangkan adalah bagaimana menerapkan fungsi – fungsi manajemen (planning, organizing, staffing, directing,coordinating, repoting, dan budgeting) dalam Perpustakaan itu sendiri.

Berikut merupakan upaya untuk mewujudkan manajemen layanan Perpustakaan yang mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi :

1. Planning

Planning (Perencanaan). Dalam melaksanakan manajemen layanan Perpustakaan maka hal pertama yang harus dilaksanakan adalah menyusun perencananaan. Dalam menyusun rencana maka hal yang harus diperhatikan adalah menentukan pertanyaan – pertanyan 5W+ 1H (who, what, when, where,why dan How).

Who (siapa yang melayani) pekerjaan melayani pemustaka dilakukan oleh staf layanan Perpustakaan. agar staf layanan tersebut dapat bekerja dengan baik, maka mereka harus dipersiapkan dengan sebaik – baiknya. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci untuk dapat memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada pemustaka seperti layanan akses internet yang diberikan kepada pemustaka , pemustaka bisa mencari informasi di Perpustakaan lain dengan memanfaat layanan yang telah diberikan.

What (apa yang dilayankan ) sebagai salah satu pusat layanan informasi, maka dilaksanakan di Perpustakaan adalah melayani kebutuhan pemustaka. Yakni kebutuhan informasi yang dilengkapi dengan fasilitas embaca, belajar , meneliti, berkreasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Informasi tersebut dikemas dalam berbagai jenis dan bentuk bahan pustaka seperti buku, monograf, majalah, Koran, film, kaset, compact disk, dan lain sebagainya. Sumber informasi tersebut diusahakann “lengkap baik mengenai jenis, subjek, variasi, dan relative baru, dan tersusun teratur, dan mudah dicai. Semua koleksi bahan pustaka yang akan dilayankan harus sudah diolah atau diproses, dikemas, dan disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dan cepat dipergunakan oleh pemustaka. Staf Perpustakaan melayani pemustaka tidak sama dengan dengan petugas pelayanan di bidang lain. Sebab layanan di Perpustakaan membutuhkan kemampuan dan ketrampilan dan pengalaman serta “penguasaan” semua sumber dan informasi yang harus mampu memberikan bimbingan dan konsultasi jika dibutuhkan. Siapa yang dilayani, pemustaka menjadi objek layanan adalah masyarakat pemakai erustakaan. Adapun kelompok pemustaka tersebut adalah sesuai dengan tugas dan fungsi Perpustakaan yang bersangkutan kecuali Perpustakaan umum yang memang harus melayani pemustaka dalam semua lapisan masyarakat. Bagi Perpustakaan , akan dengan mudah mengerti dengan sendirinya, bahwa mereka harus pergi ke Perpustakaan yang mana yaitu yang koleksi bahan Perpustakaannya sesuai dengan kebutuhannya. Bagi anggota masyarakat yang belum biasa ke Perpustakaan , sebaiknya dipandu dalam memilih Perpustakaan, bagi masyarakat yang memerlukan informasi khusus sebaiknya Perpustakaan bisa menyediakannya dengan mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi.

When (kapan layanan itu dilaksanakan) oleh karena layanan Perpustakaan untuk memenuhi keinginan masyarakat, maka kapan waktu yang cocok adalah yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakatnya(pemustaka). Misalnya untuk hari senin sampai dengan Jumat, dari 08.00-17.00. untuk perpustakan – Perpustakaan tertentu mungkin dapat membuka layanan sore dan malam hari. Dapat juga membuka layanan hari sabtu atau minggu, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Pada prinsipnya semakin banyak waktu bagi pemustaka akan semakin baik. Dengan begitu layanan staf Perpustakaan pada prinsipnya harus selalu sia setiap saat dan bersedia membantu pemakai atau pengunjung. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat, harus dianalisi atau dibangun sebuah Perpustakaan. jadi layanan dibuka dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustaka. Sementara informassi yang tersusun di Perpustakaan tidak ada artinya tanpa ada yang menggunakannya. Jadi layanan perpustakan berkaitan dengan erat dengan perlunya keberadaan sebuah Perpustakaan tersebut ditengah – tengah lingkungan masyarakatnya. Jadi layanan Perpustakaan memang sangat perlu untuk dilakukan dalam rangka menyebarluaskan informasi, meningkatkan kegemaran dan kebiasaan membaca masyarakat informasi serta ikut menunjang program membangun masyarakat informasi atau mencerdaskan kehidupan masyarakat.

Why (bagaimana pelaksanaanya) dalam pelaksanaanya diatur dan dilaksanakan menurut suatu sitem yang telah ditetapkan oleh kepala Perpustakaan dan menurut kebijakan , sistem atau ketentuan yang diberlakukan oleh Perpustakaan yang bersangkutan. Kebijakan dan sistem layanan itu misalnya terbuka atau tertutup, dengan sistem anggota atau tidak , untuk umum atau terbatas bagi orang – orang tertentu saja, boleh meminjam ke luarPerpustakaan atau hanya dibaca ditempat , harus membayar atau cuma – cuma , sarana dan prasaranayang dipelukan, dan lain sebagainya. Semua kebijakan layanan harus ditetapkan oleh pemimpin perpustakan, diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pemanfaatan sumber informasi yang tersedia. Untuk dapat mempermudah itu semua maka diperlukannya teknologi informasi dan komunikasi yang berkaitan seperti contoh di atas.

2. Organizing

Organizing (pengorganisasian). Sebuah Perpustakaan akan berjalan lebih optimal apabila terdapat suatu organisasi di dalamnya. Organisasi merupakan salah satu di antara aspek – aspek perpustakan. Organisasi dapat terbentuk jika terdapat sebuah kerjasama dalam lingkungan Perpustakaan atau dengan kata lain organisasi dapat dilakukan apabila lebih dari satu orang. Samahalnya dalam manajemen layanan Perpustakaan yang mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan struktur organisasi yang jelas yang bertujuan untuk memudahkan manajemen layanan Perpustakaan, membagi tugas sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.

Dalam sebuah organisasi manajemen layanan Perpustakaan tentu tidak lepas dari pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi, maka dalam strukutu organisasinya diperlukan staf ahli TI (teknologi informasi) untuk menunjang layanan Perpustakaannya agar dapat berjalan secara efektif dam efisien.

3. Staffing

Staffng (Pengisian jabatan). Setelah pengorganisasian maka hal yang harus dilaksanakan adalah pengisian jabatan. Pengisian jabatan ini dilaksanaan dengan mempertimbangkan kualiatas sumber daya manusia (SDM) yang dapat dilihat dari keahlian atau kemapuan yang dimiliki. Dengan kata lain pengisian jabatan merupakan proses dimana sumber daya manusia ditempatkan atau diatur dalam sebuah struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan lembaga dan juga sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki. Pengisian jabatan dalam manajemen layanan Perpustakaan mengikuti rencana dan organisasi yang telah dibuat sebelumnya seperti orang yang memiliki kemampuan dan keahlian IT ditempatkan pada bagian IT dan seterusnya untuk menghindari adanya penempatan jabatan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.

4. Directing

Directing (pengarahan). Orang yang memiliki kewenangan dalam mengarahkan adalah pemimpin. Pemimpin dapat memberikan perintah – perintah untuk dilakasanakan dan memberi pengarahkan staf – staf yang ada dalam Perpustakaan maka diperlukan seorang pemimpin.

Contohnya dalam penarapan manajemen layanan Perpustakaan yang mengaplikasikan Teknologi informasi dan komunikasi adalah pemberian motivasi kepada para staf Perpustakaan agar lebih giat dalam melaksanakan tugas – tugasnya, hal inilah yang dilakukan pemimpin dalam fungsi pengarahan

5. Coordinating

Coordinating (pengkoordinasian). Melakukan semua kegiatan agar tidak terjadi kekacauan dengan cara menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan manajemen layanan Perpustakaan merupakan fungsi penkoodinasian.

6. Reporting

Reporting (melaporkan). Penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pimpinan. Dalam manajemen layanan Perpustakaan yang mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi maka diperlukan laporan dari staf sebagai bahan evaluasi yang akan diperbaiki oleh Perpustakaan itu sendiri demi terciptanya peningkatan mutu Perpustakaan.

7. Budgeting

Budgeting (penganggaran). Pengelolaan sistem anggaran keuangan baik u keuangan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Dengan memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti penggunaan e-budgeting maka anggaran akan dapat terlihat jelas bagaimana keuntungan yang diterim dan kerugian yang dikeluarkan ataupun pemasukan dan pengeluaran untuk anggaran layanan yang ada di Perpustakaan

2.4 Layanan Prima sebagai Layanan Perpustakaan Generasi Internet

2.4.1. Pengertian layanan prima

Menurut Sutarno (2004) layanan prima perpustakaan adalah layanan yang diberikan dengan cepat, tepat , mudah, sederhana, dan murah serta memuaskan. Sutoyo (2004) mendefinisikan layanan prima adalah layanan terbaik yang memuaskan pelanggan , sesuai standar , dan bahkan melebihi standar dari sebuah pedoman pelayanan atau ukuran baku sebuah pelayanan. Dari definisi tersebut layanan prima merupaka suatu layanan yang memberikan kemudahan dan fasilitas bagi pemustaka agar dapat memanfaatkan perpustakaannya dengan baik.

Dalam generasi internet sekarang ini, layanan prima menjadi layanan yang wajib dilaksanakan oleh lembaga perpustakaan untuk meningkatkan kualitas layanan. Untuk dapat mewujudkan layanan prima ini, harus diperhatikan dimensi kualitas layanan dan prinsip – prinsip layanan prima harus dilaksanakan sebagai berikut:

2.4.2. Dimensi kualitas layanan prima

Untuk dapat mengukur kualitas layanan perpustakaan berdasarkan pada evaluasi pemustaka, maka dibutuhkannya LibQual+. LibQual+ merupakan seperangkat alat atau metode untuk mengumpulkan, mencari, memahami dan menanggapi persepsi pemustaka terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh perpustakaan. dimensi libQual+ dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu :

· Affect of Service, dimensi ini berkaitan dengan sikap tenaga perpustakaan dalam melayani pemustaka. Dimensi ini meliputi Sembilan variable, yaitu:

  • Tenaga perpustakaan menamkan rasa percaya pada pemustaka (tenaga perpustakaan percaya bahwa pemustaka akan memelihara koleksi dan perpustakaan).
  • Tenaga perpustakaan memberikan perhatian khusus kepada setiap individu pemustaka.
  • Tenaga perpusta selalu bersikap sopan dan santun
  • Tenaga perpustakaan selalu siap menjawab pertanyaan dari pemustaka
  • Tenaga perpustakaan memiliki pengetahuan sehingga mampu untuk menjawab pertanyaan pemustaka
  • Tenaga perpustakaan membantu pemustaka dengan penuh perhatian
  • Tenaga perpustakaan dapat mengerti kebutuhan pemustaka
  • Tenaga perpustakaan bersedia membantu pemustaka dengan senang hati
  • Tenaga perpustakaan dapat diandalkan dalam menangani permasalahan pelayanan yang dialami pemustaka

· Information control, dimensi ini meliput delapan variable yaitu :

  • Memungkinkan sumber- sumber elektronik dapat diakses dari rumah
  • Tersedianya situs perpustakaan yang memungkinkan pemustaka untuk mencari sendiri informasi
  • Tersedianya koleksi cetak yang dibutuhkan pemustaka
  • Tersedianya sumber – sumber informasi elektronik yang dibutuhkan pemustaka
  • Tersedianya perlengkapan modern yang memungkinkan pemusaka untuk mengakses informasi yang dibutuhkan dengan mudah
  • Tersedianya peralatan yang mudah digunakan sehingga pemustaka dapat mencari bahan pustakanya sendiri
  • Membuat sumber informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan mudah
  • Tersedianya koleksi jrnal baik cetak maupun elektronik yang dibutuhkan pemustaka

· Library as place, dimensi ini terdiri atas lima variable, yaitu :

  • Ruang perpustakaan yang dapat memberikan motivasi untuk belajar
  • Uang perpustakaan yang tenang untuk aktivitas individu pemustaka
  • Ruang perpustakaan yang nyaman dan menarik
  • Perpustakaan sebagai tempat yang tepat untuk belajar dan melakukan penelitian
  • Tersedianya ruang perpustakaan untuk belajar dan melakukan penelitian secara berkelompok

2.4.3. Prinsip layanan prima

Sebuah layanan prima perpustakaan dinilai prima jika mematuhi beberapa prinsip. Menurut Cornwlius (2002) mengatakan bahwa pelayanan prima jika desain dan prosedurnya mematuhi beberapa prinsip antara lain, yaitu :

· Mengutamakan pelanggan

  • Prosedur pelayanan harus disusun demi kemudahan dan kenyamanan pelanggan
  • Pelayanan bagi pelanggan eksternal harus lebih diutamakan
  • Pelayanan bagi pelangan tak langsung perlu lebih diutamakan

· Sistem yang efektif

  • Sebuah sistem yang nyata, yaitu suatu tatanan yang memudahkan hasil – hasil kerja dari berbagai unit organisasi
  • Sebuah sistem yang “halus”, yaitu satu tatanan yang mempertemukan manusia dengan yang lain. Pertemuan semaca itu melibatkan sentuhan – sentuhan emosi, perasaan, harapan, harga diri, penilaian, sikap dan perilaku
  • Agar berhasil merubut hati pelanggan, proses pelayanan harus berjalan efektif, artinya mengungkit munculnya kebanggaan pada diri petugas dan membetuk citra positif dimata pelanggan.

· Melayani dengan hati nurani

  • Dalam transaksi tatap muka pelanggan yang utamnya adalah kesatuan sikap dan perilaku sesuai hati nurani. Perilaku yang dibuat – buat /berlebihan sangat mudah dikenali pelanggan sehingga akan memperburuk penilaian pelanggan. Sikap dan perilaku yang baik oleh petugas dapat menutupi kekurangan sarana dan prasarana.

· Perbaikan berkelanjutan

  • Pelanggan dapat belajar mengenali kebutuhan dari proses pelayanan. Semakin baik pelayanan, tuntutannya juga semakin tinggi dan kebutuhannya semakin luas dan beragam. Fenomena aksi-reaksi antara mutu layanan dan tuntutan pelanggan akan terus bergulir cepat. Hal ini memacu petugas untuk meningkatkan mutu pelayanan secara terus menerus.

· Memberdayakan pelanggan

  • Memberdayakan pelanggan berarti menawarkan jenis – jenis layanan yang dapat digunakan sebagai sumberdaya/perangkat tambahan oleh pelanggan untuk menyelesaikan persoalan hidup sehari – hari.

2.4.4. Manfaat layanan prima

a. Bagi pemustaka

  • Kebutuhan akan informasinya dapat dipenuhi
  • Pemustaka mendapatkan kepuasan hati yang lebih baik
  • Pemustaka merasa lebih dihargai dan diperhatikan
  • Pemustaka mendapatkan layanan yang lebih berkualitas

b. Bagi tenaga perpustakaan

  • Mereka semakin memiliki rasa percaya diri
  • Mereka memiliki kebanggaan dan kepuasan diri
  • Mereka merasa senang dan tenang bekerja
  • Mereka lebih semangat melakukan aktivitasnya
  • Mereka mendapatkan banyak teman
  • Citra mereka juga semakin baik

c. Bagi lembaga perpustakaan

  • Mengkokohkan eksistensi perpustakaan sebagai unit penunjang
  • Perpustakaan lebih mudah memperoleh dukukungan baik dana, moral dan tenaga
  • Perpustakaan mempunyai peluang lebih besar untuk terus berkembang
  • Perpustakaan mempunyai nilai lebih untuk dapat bersaing dengan unit lain
  • Perang perpustakaan semakin dirasakan oleh institusi induknya

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen layanan Perpustakaan yang mengaplikasikan tekonlogi informasi dan komunikasi merupakan bentuk atau upaya yang dilakukan oleh Perpustakaan sebagai pusat informasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi kepada pemustaka secara tepat dan cepat, sehingga diperlukan pemanfaatan teknologi informasi secara menyeluruh dalam proses manajemen layanan Perpustakaan.

Manajemen layanan ini penting itu dilaksanakan oleh semua Perpustakaan dengan menerapakan fungsi manajemen seperti planning, organizing, staffing, directing,coordinating, repoting, dan budgeting dalam Perpustakaannya juga mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan sirkulasi, penelusuran informasi, layanan referensi,layanan digital maka akan dapat mewujudkan perputakaan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan pemustaka di suatu wilayah tersebut.

B. SARAN

Bagi lembaga Perpustakaan : sebaiknya manajemen layanan Perpustakaan yang mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi wajib dilaksanakan oleh Perpustakaan untuk dapat menunjang kebutuhan pemustaka yang haus akan sumber informasi

DAFTAR PUSTAKA

Sutarno. 2006. Manejemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Sagung Seto

Achmad, Mansur S, Surono, & Suprayitno E. Layanan Cinta: Perwujudan Layanan Prima Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.

Yusup, Pawit M. 2013. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustkaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Saleh, Abdul R. Dan Kumalasari, Rita.(2011). Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nicho. 2015. Pengertian Manajemen, http://nichonotes.blogspot.com/2015/02/ pengertian-manajemen.html, diakses pada 28 April 2015.

Hartono.2013.Bab II Tinjauan Pustaka, eprints.undip.ac.id/40706/2/BAB_II.docx, diakses pada 5 Mei 2015.

Fatma, N. 2011 .Bab II Kajian Teori, repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 28189/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada 5 Mei 2015. 

Gani Nur Pramudyo
Gani Nur Pramudyo Halo saya Gani! Saya blogger yang menginspirasi melalui tulisan, peneliti metadata, dan long-life learner. Keperluan narasumber, silakan hubungi saya.

Posting Komentar untuk "Manajemen Layanan Perpustakaan untuk Generasi Internet (Layanan Prima)"