Aplikasi Perpustakaan dan Standar Metadata : Intouch Library dan Dublin Core

Berikut kami bagikan makalah berjudul Aplikasi Perpustakaan dan Standar Metadata : Intouch Library dan Dublin Core:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metadata adalah data tentang data yang terstruktur. Tetapi dalam penerapan banyak perbedaan untuk menentukan elemen yang deskriptif pada sebuah data. Maka dibutuhkan sebuah standar yang diberlakukan untuk data. Untuk menentukan sebuah unsur-unsur pokok yang harus ada pada suatu standar metadata. Beberapa standar metadata yang berkembang diantaranya Standar Metadata MARC (Machine Readible Cataloging), Dublin Core, MODS (Metadata Object Description Schema), dan METS (Metadata Encoding and Transmission Specification). Standar metadata tersebut digunakan dalam skema metadata program aplikasi perpustakaan Seperti Slims(MODS), GDL(Dublin Core) ,dan Inlis (Indomarc).

Salah satu otamasi yang populer di perpustakaan di Indonesia adalah Inlis. Inlis merupakan suatu program aplikasi yang dikembangkan oleh perpusnas yang bersifat freeware (bebas). Saat ini belum ada penjelasan lengkap mengenai standar metadata dan program aplikasi Inlis, untuk itulah penting bagi pustakawan dalam mempelajari dan mempraktikkan Inlis yang akan dibahas dalam kajian makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

  • Apa standar metadata, Jenis standar Metadata dan Aplikasi perpustakaan?
  • Bagaimana penggunaan standar metadata dan Intouch Library ?

1.3 Tujuan

  • Memahami definisi standar metada;
  • Memahami jenis standar metadata;
  • Memahami penggunaan standar metadata dan Intouch Library;
Aplikasi Perpustakaan Dan Standar Metadata : Intouch Library dan Dublin Core

BAB II ISI

2.1. Standar Metadata dan Aplikasi Perpustakaan

2.1.1. Definisi

Standar Metadata adalah spesifikasi untuk informasi yang harus dikumpulkan tentang data penelitian dalam rangka untuk digunakan kembali. Untuk lebih jelasnya, karena Metada memiliki beberapa elemen yang dapat dikategorikan menjadi banyak fungsi, Kebanyakan dari awal standar metadata lebih memfokuskan pada elemen yang deskriptif yang dibutuhkan untuk penemuan, identifikasi dan penemuan kembali (retrieval) informasi.

2.1.2. Jenis-jenis Standar Metadata.

Standar pada Metadata, terutama pada aspek jenis Metadata Deskriptif, seperti :

- Standar Isi Data (Aturan khusus seperti : AACR2/RDA, CCO)

- Standar Nilai Data (LCNAF, LCSH, MeSH, AAT)

- Standar Data Struktur (DC, MODS, MARC21, VRA Core)

- Standar Sintaks/Pertukaran Data (MARC 21(ISO 2709), MARCXML, Dublin Core/RDF, atau Dublin Core/XML)

Mengenai standar untuk isi data yang digunakan terdapat pada :

- AACR2, yang berfungsi sebagai standar untuk pengatalogan tradisional.

- RDA

- DACS (Describing Archives: a Content Standard)

- CCO (Cataloging Cultural Objects)

- CSDGM (Content Standards for Digital Geospatial Metadata)

Standar Metadata biasanya akan mengambil beberapa dan menspesifikasikan elemen-elemen tersebut sesuai dengan informasi pokok yang terdapat pada metadata itu sendiri sehingga membentuk sebuah skema metadata. Berisi elemen nama dan semantik (makna elemen) yang ditentukan. aturan konten (bagaimana konten harus dirumuskan), aturan representasi (misalnya, aturan kapitalisasi), dan nilai-nilai elemen diperbolehkan (misalnya, dari kosa kata terkontrol) dapat ditentukan opsional. Beberapa skema juga menentukan di mana sintaks elemen harus dikodekan, berbeda dengan sintaks skema independen. Banyak skema saat ini menggunakan Standard Generalized Markup Language (SGML) atau XML untuk menentukan sintaks mereka. skema metadata yang dikembangkan dan dikelola oleh organisasi standar (seperti ISO) atau organisasi yang telah mengambil tanggung jawab tersebut (seperti Dublin Core Metadata Initiative) yang disebut standart metadata.

2.1.3. Skema Metadata

Banyak skema metadata yang berbeda sedang dikembangkan sebagai standar di seluruh disiplin ilmu, seperti ilmu perpustakaan, pendidikan, pengarsipan, e-commerce, dan seni. Metadata atau 'dokumentasi data' melayani tujuan membuat data ditemukan, dapat digunakan dan dimengerti. Berbagai standar metadata dan format telah dikembangkan dari waktu ke waktu untuk mendukung penemuan data dan dokumentasi data.

2.2. Aplikasi Perpustakaan

2.2.1. MARC

A. Tentang MARC

Machine Readble Catalouging (selanjutnya disebut MARC) merupakan sebuah implementasi dari pengembangan catalog dalam bentuk elektronik. MARC lahir pada pertengahan tahun 1960 dan diprakasai oleh Henriette Avram dari Library of Congress (LC). Marc padadasarnya merupakan sekumpulan format data yang memungkinkan pertukaran catalog atau bentuk-bentuk data lainnya yang terkait antar sistem perpustakaan yang menggunakan perangkat elektronikberupa komputer.

Penyimpanan data-data dalam format MARC biasanya berupa file binary yang kemudian masing-masing file disatukan menjadi sebuah bentuk kesatuan yang ututh. Standar deksripsi pada MARC merujuk pada aturan AACR2 dan ISBD.

B. Komponen MARC

Karakter dalam rangkaian MARC tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga komponen utama, yakni:

a. Leader: Elemen deskripsi yang letaknya pada awal dan memuat infomasi yang dibutuhkan perangkat computer untuk mengolah data selanjutnya. Komponen ini terdiri atas 24 karakter alfanumerik.

b. Direktori: merupakan indeks atau petunjuk lokasi data dalam cantuman MARC yang secara otamatis dibentuk oleh computer. Direktori mengidentifikasi tengara ruas, ruas, panjang dan posisi permulaan dari setiap ruas.

c. Data Fields: ruas-ruas yang berisi data deskripsi bibliografi dari sumber informasi. Data field sendiri terdiri dari 3 jenis, yakni ruas kendali, ruas kode dan nomor, serta ruas variable data.

C. Contoh Aplikasi Berbasis MARC

INLIS (INTEGRATED LIBRARY SYSTEM)
image
Gb.1b Tampilan beranda Inlis LITE

INLIS (Integrated Library System) merupakan perangkat lunak (software) aplikasi otomasi perpustakaan yang dibangun dan dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) sejak tahun 2011.

Dalam perangkat lunak Inlis terdapat produk Inlis Lite, yaitu perangkat lunak ringan yang disebarkan oleh Perpusnas untuk perpustakaan di seluruh Indonesia

2.2.2. Dublin Core

A. Tentang Dublin Core

Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk web resource description and discovery. Gagasan membuat standar baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya dimengerti oleh pustakawan serta kurang bisa digunakan untuk sumber informasi dalam web. Elemen Dublin Core dan MARC intinya bisa saling dikonversi.

B. Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :

Title,Creator ,Subject ,Description, Publisher, Contributor, Date, Type, Format, Identifier, Source, Language, Relation ,Coverage , Rights

C. Contoh Aplikasi Berbasis Dublin Core

GDL(Ganesha Digital Library)

image
Gb.2a Tampilan beranda GDL 4.2

GDL (Ganesha Digital Library) merupakan software open source berbasis web untuk mengelola dan mendistribusikan sumber informasi digital. GDL dikembangkan sejak tahun 2000 oleh Knowledge Management Research Group (KMRG) ITB dengan dukungan dana dari Inlemalional Developmenl Research (IDRC) Kanada. GDL ini menggunakan metadata Dublin Core dalam pembentukan katalog digitalnya.

Intouch Library

Intouch library dikembangkan oleh Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya pada tahun 2002. Pertama kali keluar intouch library versi 1.0, menggunakan standar metadata Dublin Core, menggunakan dekstop aplikasi GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax.

2.2.3. MODS

A. Tentang MODS

MODS (Metadata Object Description Schema) merupakan skema untuk suatu set unsur bibliografi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan khususnya untuk aplikasi perpustakaan. Standar tersebut dikelola oleh Network Development and MARC Standards Office dari Library of Congress dibantu oleh pakar-pakar bidang pengawasan bibliografi serta berbagai masukan dari para pengguna.

B. Karakteristik

Dengan menggunakan MODS sebagai sarana pengawasan bibliografi dan akses, perpustakaan akan mendapatkan banyak keuntungan dan kemudahan antara lain :

  1. Set unsurnya lebih kaya daripada Dublin Core dan lebih sederhana daripada format MARC yang kompleks.
  2. Set unsurnya lebih sesuai dengan data perpustakaan daripada ONIX
  3. Skema ini lebih berorientasi pada pengguna daripada skema MARCXML yang kompleks
  4. MODS adalah skema XML, sehingga pengguna MODS akan lebih mudah menggunakan semua sarana dan jasa yang dikembangkan oleh XML
  5. Skema MODS menggunakan tengara (tag) XML yang mnemonik yang mudah dipahami oleh spesialis maupun non-spesialis perpustakaan.
C. Contoh Aplikasi Berbasis MODS

SLIMS

image
Gb.3a Tampilan admin SliMS 7 Cendana

SLiMS merupakan Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar.

Keunggulan SLiMS adalah multi-platform, yang artinya bisa berjalan secara native hampir di semua sistem operasi yang bisa menjalankan bahasa pemrogramanPHP (http://www.php.net) dan RDBMS MySQL (http://www.mysql.com).

2.2.4. METS

A. Tentang METS

METS (Metadata Encoding and Transmission Specification) adalah standar untuk pengkodean deskriptif, administrasi, dan struktur metadata mengenai objek dalam perpustakaan digital, dinyatakan menggunakan bahasa skema XML dari World Wide Web Consortium. Standar dikelola dalam Pengembangan Jaringan dan Standar MARC pada the Library of Congress, dan saat ini dikembangkan oleh Digital Library Federation.

B. Contoh Aplikasi Berbasis METS

OpenMIc adalah open source berbasis web alat katalog yang dapat digunakan sebagai aplikasi mandiri atau terintegrasi dengan arsitektur repositori lain dengan berbagai organisasi. Menyediakan sistem pembuatan metadata lengkap untuk bahan analog dan digital, dengan layanan untuk mengekspor metadata tersebut dalam format standar. OpenMic hanya bisa digunakan pada sistem operasi Solaris dan Linux. OpenMIC saat ini sudah digantikan oleh versi lainnya, yaitu OpenWMS. OpenWMS, dapat dijalankan pada sistem operasi Windows.

2.3.Dublin Core dan Intouch Library

A. Dublin Core

Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:

a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana

b. Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum.

c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :

Title, Creator ,Subject ,Description ,Publisher ,Contributor ,Date ,Type ,Format ,Identifier ,Source ,Language ,Relation ,Coverage , Rights ,

B. Intouch Library

image
Gb.2.3.d.a Tampilan awal InTouch Library

Intouch library merupakan software (program aplikasi) otomasi perpustakaan berbasis dekstop yang menggunakan standar metadata dublin core. Intouch library ini dikembangkan oleh Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya pada tahun 2002. Pertama kali keluar intouch library versi 1.0, menggunakan standar metadata Dublin Core, menggunakan dekstop apllication GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax.

Lingkup penggunaan Intouch library ini masih dalam lingkup civitas akademika Universitas Brawijaya. Untuk mendapatkan program aplikasi ini, pengguna harus datang ke perpustakaan pusat universitas Brawijaya untuk meminta ijin agar memperoleh software.

Kelebihan:

· Mudah digunakan (user friendly)

· Ringan (tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi)

Sistem yang dibutuhkan : Prossesor min Pentium 4 dan Ram min. 256 Mb.

Kekurangan:

· Hanya bisa di install di platform windows

· Menggunakan sistem server terpusat

· Tidak adanya pembaharuan versi perangkat lunak (hanya melahirkan versi 1.0)

· Tidak disediakannya fitur backup data pada versi 1.0, hanya dapat membaca dengan sistem otomasi lain yang menggunakan standart metadata Dublin Core

Berikut ini contoh penggunaan intouch library di Ruang Baca Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

C. Dublin Core dan InTouch Library

InTouch Library menggunakan standar metadata Dublin Core, merupakan software berbasis dekstop apllication GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax. Standar metadata Dublin Core InTouch Library ini tampak pada modul input data bibliografi yang menggunakan 15 unsur pada standar metadata dublin core, yaitu :

image
gb. Interface Input data main entry - non serial catalog 

image
gb. Interface Input data alternative - non serial catalog

Berikut penjelasan 15 unsur standar metadata dublin core yang digunakan InTouch Library :

1. Main Entry (Entri utama dalam Intouch Library)

Identifier Items: nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian sumber informasi.

Dalam Intouch Library terdapat Volume, Printing(jumlah cetakan), editing, ISBN, Media Type, dan Language.

Local call number : berisi Circ type, nomor DDC, Author Abrev, dan title abrev

 
image
Sumber pembiayaan buku
image
Jenis Koleksi

Publication data : berisi city pub (kota terbit), publisher (penerbit), yearpub(tahun terbit).

Physical desc(deskripsi fisik), exemplar(jumlah exsemplar), index, bibliogrphy, location, spesific location, price(harga), funding(), found note, prosecced on (tanggal informasi diproses).

Creator , berisi Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi, Rights : pemilik hak cipta sumber informasi,

Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi lainnya, Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu

Subject :Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi

Alternative :Berisi judul, judul series yang ada dalam koleksi

image
Metadata dublin core
Berikut ini merupakan hasil penelusuran dari OPAC yang menggunakan program aplikasi IntoTouch Library berstandar metadata Dublin Core.

image

Deskripsi Bibliografis Intouch library

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Standar metadata digunakan untuk menentukan unsur-unsur pokok yang harus ada pada suatu data. maka standar akan digunakan sebagai acuan dalam membuat metadata secara luas. Maka Marc muncul sebagai stadar metada yang dipakai secara luas. Dalam perkembangan muncul standar lain seperti Dublin core, mets dan lain lain.

Dalam penerapan standar metadata, muncul berbagai aplikasi yang memduhkan para pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Tentu hal itu tidak lepas dari adanya standar metadata yang ada. Dimana setiap aplikasi tersebut akan berbeda dengan yang lain sesuai apa dengan standar metadata yang dipakai.

3.2.Saran

Karena kajian dalam makalah ini hanya beberapa aplikasi – Inlis, SLIMS, GDL dan Open Mic (lebih fokus pada Intouch Library) berdasarkan standar metadata yang ada maka sebaiknya pemustaka dapat menilai aplikasi yang tepat dalam implementasi perpustakaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Perpustakaan Nasional RI.2016. Fitur Inlislite , (Online) http://inlislite.perpusnas.go.id/?read=fitur, diakses pada tanggal 12 Maret 2016.

Perpustakaan Nasional RI.2016.Inlisite, (Online), http://inlislite.perpusnas.go.id/, diakses pada tanggal 12 Maret 2016.

Primadesi, Yona. 2012. Metadata: antara MARC dan MODS, (Online), https://yonaprimadesi.wordpress.com/2012/03/29/metadata-antara-marc-dan-mods-sebuah-pengantar/, diakses Pada tanggal 10 Maret 2016.

Pendit, P.T, dkk. 2007. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Zero-Fisip. 2012. Digilib: Metadata, (Online), http://zero-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68832-Digilib-Digilib:%20Metadata.html, diakses tanggal 10 Maret 2016.

Gani Nur Pramudyo
Gani Nur Pramudyo Halo saya Gani! Saya blogger yang menginspirasi melalui tulisan, peneliti metadata, dan long-life learner. Keperluan narasumber, silakan hubungi saya.

Posting Komentar untuk "Aplikasi Perpustakaan dan Standar Metadata : Intouch Library dan Dublin Core"