Proses Perencanaan Desain Arsitektur dan Interior Perpustakaan

Perpustakaan membutuhkan pembangunan gedung dan berbagai jenis perabotan untuk melayani kebutuhan pengguna. Perabotan tersebut seperti rak buku (untuk menata buku, dokumen dan jurnal), komputer, printer, alat fotocopy, meja staf (untuk pelayanan kepada pemustaka) dan kursi (untuk membaca koleksi sambil duduk). Untuk dana pembangunan gedung, perabotan tambahan dan perabotan elektronik dikelola oleh bagian administrasi perpustakaan.

Bagian Administrasi Perpustakaan diberitahukan jumlah dana yang tersedia dan mendata keperluan yang dibutuhkkan sekaligus membeli perabaton sesuai kebutuhan perpustakaan. Bagian Administrasi Perpustakaan bisa berkonsultasi dengan konsultan perpustakaan jika mengalami kesulitan dalam menganggarkan pembangunan gedung perabotan tambahan dan perabotan elektronik. Selain itu, bagian Administrasi Perpustakaan juga dapat meminta masukan dari konsultan perpustakaan untuk mengamati dan mengkritik arsitektur interior, eksterior dan keseluruhan perencanaan desain ruangan. Disini, peran konsultan perpustakaan yaitu menyarankan penggunaan peralatan pengatur suhu dan kelembapan ruangan seperti ventilasi, dan air condition. Konsultan perpustakaan juga bisa menyarankan penggunaan atap kaca tembus pandang yang dapat menaikan semangat membaca seseorang dan dapat membuat ruangan menjadi hangat tanpa menggunakan penghangat elektronik, hal ini harus dipertimbangkan oleh administrator perpustakaan.

Resume - Proses Perencanaan Desain Arsitektur dan Interior Perpustakaan

Pembangunan gedung dan penambahan perabotan perpustakaan perlu memerhatikan koleksi yang tersedia di perpustakaan seperti koleksi cetak dan digital. Untuk penggunaan koleksi cetak-rak buku harus tersistem dan tertata dengan baik seperti penempatan rak buku harus disesuaikan dengan struktur bangunan dan jika perpustakaan memiliki dua lantai, maka pada lantai kedua untuk penempatan rak.Sedangkan untuk penggunaan koleksi digital, sistem dan layanan elektronik harus disediakan seperti penyediaan komputer untuk mengakses koleksi digital dan mengakses OPAC.  Perkembangan koleksi perpustakaan yang semakin banyak harus diikuti dengan perubahan gedung dan penambahan perabotan di perpustakaan supaya dapat menampung koleksi yang tersedia. Perubahan dan penambahan yang perlu diperhatikan yaitu lantai pertama adalah tempat yang banyak dikunjungi pemustaka sehingga dapat digunakan sebagai penyediaan layanan perpustakaan seperti layanan sirkulasi untuk kepentingan pemustaka dan layanan administrasi untuk kepentingan staf perpustakaan.

Selain memerhatikan koleksi yang tersedia di perpustakaan, perlu memerhatikan pencahayaan ruangan. Pencahayaan terlalu terang dapat menyebabkan silau dan pencahayaan tidak terlalu redup menyebabkan susah untuk membaca. Semua ruangan harus diatur sedemikian rupa termasuk ruang baca dan ruang kerja. Pencahayaan dapat dilakukan dengan penempatan kaca pada suatu ruangan sehingga sinar matahari dapat membantu pencahayaan dalam ruangan atau menggunakan lampu fluorescent sebagai sumber cahaya. Untuk lampu pijar, penggunaannya perlu dihindari. Karena lampu jenis ini kurang efektif ditempatkan pada perpustakaan. Lampu pijar merubah 90% dari hasil energi listrik menjadi panas. Maka berdampak pada beban biaya yang dikeluarkan perpustakaan dan peningkatan suhu udara di suatu ruangan yang berdampak pada kinerja sistim pendingin udara.

Sementara itu, untuk perancanaan desain bangunan perpustakaan dapat melalui kerjasama dengan seorang arsitek yang memiliki kemampuan pada bidang desain bangunan. Pada fase awal, arsitek akan menyajikan suatu konsep yang akan digunakan untuk proyek yang akan dikerjakan. Selanjutnya, gambar representasional dan desain interior disediakan arsitektur seperti gambaran mengenai layout blok interior. Model atau gambar tiga dimensi dapat dibuat, hal ini bergantung pada proyek  atau perlunya pembuatan model secara khusus berdasarkan kontrak yang telah disepakati. Pada tahap berikutnya yaitu pengembangan desain, desain dibuat dengan lebih detail dan ditampilkan lebih lengkap. Pekerjaan arsitek termasuk dalam fase dan tahap ini merupakan waktu di mana desain telah selesai dan cetak biru beserta spesifikasi dikirim kepada pustakawan untuk disepakati. Setelah tawaran yang telah disepakati, model dan spesifikasi akan menjadi bagian dari kontrak konstruksi sebagai dokumen kontrak berjangka waktu. Tahapan selanjutnya yaitu penilaian kembali suatu desain yaitu jika tidak ada perubahan, maka proyek pembangunan akan segera dikerjakan. Namun jika terjadi perubahan atau penambahan desain terbaru diluar kontrak kerja yang telah disepakati, maka akan ada biaya tambahan karena arsitek perlu menggambar ulang sebagai proses menuju penyelesaian.

Pembagian tahapan pembangunan fasilitas, secara garis besar sebagai berikut : 

  • Penyajian konsep 
  • Pengembangan desain
  • Penilaian dan perubahan

Tahapan diatas merupakan tahapan bagi pustakawan untuk saling berkoordinasi dengan arsitek melalui kontrak kerja untuk membangun suatu gedung perpustakaan. Tujuannya yaitu untuk mengurangi resiko kegagalan dan pencapaian yang tidak sesuai jadwal.Kontrak kerja sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proyek dimana kontrak kerja mengatur desain, anggaran konstruksi, jangka waktu dan target capaian. Jika anggaran melebihi batas yang telah disepakati pada kontrak kerja maka arsitek akan bertanggung jawab terhadap hasil akhir proyek. Seluruh proses desain bangunan  membutuhkan waktu minimal sembilan bulan sampai satu tahun. Terkadang memakan waktu lebih lama karena membutuhkan persetujuan suatu desain bangunan. Namun Banyak perusahaan arsitektur menyajikan desain interior terlebih dahulu dan beberapa klien lebih dapat memilihnya. Klien lain percaya bahwa lebih baik untuk menggunakan perusahaan desain interior karena mereka lebih mengetahui tentang gedung dan perabotan . Sehingga pada akhirnya pihak perpustakaan yang harus mengawasi seluruh proses perencanaan yang dibuat dari desain arsitektur hingga desain tersebut berjalan sesuai yang di harapkan. 

Kritik 

Masalah cahaya (lighting)

Terkait dengan masalah pencahayaan, Elaine Cohen belum menjelaskan secara detail terkait pengaruh cahaya terhadap koleksi perpustakaan. Ia hanya menjelaskan pengaruh pencahayaan terlalu terang dan terlalu redup yang menyebabkan pemustaka silau dan tidak dapat membaca secara jelas.Tidak dijelaskan pengaruh pencahayaan terhadap keawetan koleksi perpustakaan, karena pencahayaan terlalu terang menyebabkan kerusakan koleksi. Sebaliknya, pencahayaan yang redup dapat menyebabkan koleksi menjadi lembab.

Masalah Pengembangan (Expandibility)

Terkait dengan masalah pengembangan  gedung,  Elaine Cohen belum menjelaskan secara detail terkait lahan sekitar gedung untuk kemungkinan perluasan.  Ia hanya menjelaskan pengaruh pencahayaan terlalu terang dan terlalu redup yang menyebabkan pemustaka pengembangan gedung akibat semakin banyak koleksi yang ada di perpustakaan. Tidak dijelaskan pengembangan gedung dengan memerhatikan lahan sekitar gedung atau mungkin jika gedung tersebut direncanakan bertingkat maka perhitungan fondasi gedung untuk manahan perluasan ke atas pada masa yang akan datang.

Rekomendasi

Masalah Pencahayaan, suhu dan kelembaban

Sebaiknya dijelaskan pengaruh pencahayaan terhadap keawetan koleksi perpustakaan, karena pencahayaan terlalu terang menyebabkan kerusakan koleksi dan  pencahayaan yang redup dapat menyebabkan koleksi menjadi lembab. Misalnya :

  • Matahari - Koleksi pustaka perlu dihindarkan dari sinar matahari langsung, yaitu dengan memasang filter flexy glass atau polyester film.
  • Listrik/Lampu - Koleksi harus dihindarkan dari sinar ultra violet yang berasal dari lampu neon dengan cara memberikan filter (UV fluorescent light) atau seng oksida dan titanium oksida.
  • dan juga lebih dejelaskan lagi terkait fungsi perabotan seperti vacuum cleaner untuk penyedotan debu dan pemasangan AC sebagai filter penyaring udara. Sedangkan untuk suhu sebaiknya suhu udara dalam ruangan berkisar 20 – 24o C. 

Masalah Keamanan 

Sebaiknya dijelaskan terkait keamanan dari perpustakaan, seperti 

  • Usahakan pintu keluar sesedikit mungkin uuntuk pengunjung supaya lebih mudah dalam pengawasa. Tetapi jangan lupa arus lintas perhatikan antara yang masuk dan yang keluar
  • Pintu petugas dan pengunjung harus dibedakan.
  • Pintu darurat harus bisa buka jika betul-betul diperlukan, terutama jika ada kebakaran, gempa, dan bencana alam lain.
  • Pemasangan alat deteksi pencuri elektronis, sehingga memudahkan pengontrolan. 
  • Memberikan lampu darurat untuk berjaga-jaga apabila listrik mati. 

Referensi

Cohen, E. (1994). The architectural and interior design planning process. LIBRARY TRENDS. 42 (3),  547-63

Catatan

Resume The architectural and interior design planning process disusun oleh Moh Rifqi Syadid, Gani Nur Pramudyo, Feisal Dermawan, Taufik Fajril Handiadi, Ismail Alim Prayogi, Moh Rodhi Ilmawan, dan Ahmad Ikhsan. Resume dibuat pada tahun 2017. 

Gani Nur Pramudyo
Gani Nur Pramudyo Halo saya Gani! Saya blogger yang menginspirasi melalui tulisan, peneliti metadata, dan long-life learner. Keperluan narasumber, silakan hubungi saya.

Posting Komentar untuk "Proses Perencanaan Desain Arsitektur dan Interior Perpustakaan"